Pages

October 03, 2009

Ekspor Karet Anjlok

Kekhawatiran para eksportir karet di Sumatera Utara tentang kinerja ekspor salah satu komoditas unggulan provinsi ini mendekati triwulan III menjadi kenyataan.

Mengacu pada surat keterangan asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, nilai ekspor karet Sumut berupa SIR 20, SIR 10, dan latex anjlok hingga mencapai 41,26% pada periode Januari hingga Agustus 2009. Data SKA merinci, realisasi nilai ekspor karet tahun 2009 pada periode itu turun signifikan dari US$ 370,62 juta hanya menjadi US$ 217,694 juta. Berbeda yang nilai yang turun, untuk volume malah tercatat naik sekitar 6,81% atau dari 140,3 juta kg menjadi 149,8 juta kg.

Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Fauzi Hasballah, mengakui penurunan signifikan yang terjadi pada komoditas bahan baku ban itu hingga triwulan III-2009. Menurutnya, krisis masih menjadi penyebab utama jatuhnya permintaan ekspor karet lokal. “Ekspor karet dari Januari hingga Agustus turun hingga 40% ada benarnya, karena pasar belum sepenuhnya normal disebabkan krisis keuangan dan ekonomi dunia,” paparnya kepada Global di Medan, Kamis (1/10).

Fauzi mengemukakan, tren permintaan karet di pasar luar negeri belum menunjukan penguatan. Kendati demikian, eksportir masih merasa optimis serta berharap meski penurunan ekspor yang cukup tajam, namun harga tetap tetap bertahan di atas US$2 per kg.

“Dengan posisi harga bertahan di kisaran itu, maka cashflow bisa terjaga,” tukas Fauzi sembari menambahkan, harga karet jenis TSR 20 posisi kontrak Oktober dan November sekitar US$ 2,10 per kilo.

Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindagsu, Fitra Kurnia, menyatakan, sejumlah komoditas primadona ekspor berbasis pertanian dari Sumut menunjukan performa yang kurang menggembirakan hingga di akhir triwulan III. Hal ini terkait dengan dampak krisis di negara tujuan ekspor seperti Cina, Amerika Serikat, Jepang, Bulgaria dan Brazil.

Industri otomotif juga tak mampu terhindar dari krisis ekonomi, menyusul anjloknya penjualan. “Kondisi ini membuat permintaan karet pun berkurang, walau perlahan negara tujuan ekspor mulai bangkit dari kepulihan,” sebutnya.

Sumber: http://www.harian-global.com/

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates