Pages

August 31, 2009

PT KKA Akan PHK 930 Karyawan Sebelum Lebaran

PT Kertas Kraft Aceh (KKA) dalam waktu dekat akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 930 karyawannya. Kemungkinan, PHK dilakukan sebelum Lebaran Idul Fitri 1430 Hijriah.

Direktur Umum PT KKA, Ir Abdul Azis Pasha mengatakan, PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA) salah satu BUMN yang ditugaskan khusus untuk merekondisi PT KKA dalam waktu dekat akan menurunkan timnya ke Aceh mengecek ketersediaan bahan baku untuk operasional PT KKA.

Selain itu, tim PT PPA juga akan melakukan studi kelayakan, mengonfirmasi hal-hal penting pada pemerintah daerah, dan terakhir menentukan investor mana yang akan bekerja sama dengan PT KKA.

Menurut Abdul Azis Pasha, yang terpenting baginya saat ini adalah menyelamatkan staf dan karyawannya, setelah itu baru diupayakan untuk menghidupkan kembali perusahaan.

"Kalaupun nantinya perusahaan tersebut layak beroperasi, maka karyawan yang telah di PHK belum tentu ditarik lagi. Kalaupun ada yang ditarik lagi, akan diuji kelayakan," kata Abdul Azis.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PT KKA terhenti operasionalnya akibat ketiadaan bahan baku gas. Namun, setelah bahan baku gas tersedia yang dibagi melalui PT PIM, operasional PT KKA tersendat lagi karena tidak memiliki surat izin pemanfaatan bahan baku kayu.

Kabag Humas PT KKA, Bustami mengaku, 118 karyawan PT KKA tetap masuk kerja, sedangkan ratusan lainnya sudah dirumahkan. Karyawan yang selama ini masuk kerja berasal dari bagian perawatan dan penjaga keamanan pabrik.

Sedangkan Ketua SP PT KKA, Faisal Nusfi mengatakan, KKA mempekerjakan sekitar 950 karyawan. Namun, karena kondisi perusahaan tidak sehat, terpaksa produksi dihentikan sejak awal Januari 2008.

Penghentian itu, menurutnya, sebagai dampak dari ketiadaan bahan baku kayu (BBK) pinus sebagai bahan baku utama pembuatan kertas kantong semen dan berakhirnya kontrak pasokan gas dari PT Pertamina tanggal 31 Desember 2007.

Menurut Faisal, kondisi ini berlangsung lama sehingga berdampak pada cashflow perusahaan yang kian menipis, sehingga pada 21 November 2008 perusahaan terpaksa merumahkan sebagian besar karyawannya.

Saat ini hanya sekitar 118 karyawan pengamanan dan pemeliharaan aset perusahaan yang diinstruksikan tetap bekerja. Sementara itu, kondisi mesin di perusahaan itu mulai keropos karena tak terawat dan tak lagi berproduksi.

Sumber:http://www.harian-global.com/

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates