Pages

November 12, 2010

Black Campaign Pengaruhi Ekspor Pinang Sumut

Aksi black campaign yang dilakukan India terhadap pinang Sumatera Utara (Sumut) untuk menjatuhkan aktivitas ekspornya tampaknya mulai berdampak negatif. Buktinya, hingga September 2010 jumlah ekspor pinang lewat terminal peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT) turun sekitar 19%.
Padahal sebelum black campaign itu dilakukan, aktivitas ekspor pinang Sumut yang dikapalkan melalui terminal peti kemas BICT terus naik kendati kenaikannya relatif kecil.
Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I BICT Suratman kepada MedanBisnis, Jumat kemarin mengatakan, sebelum India memberlakukan bea masuk (BM) sebesar 10%-15% untuk pinang Sumut, aktivitas ekspor pinang Sumut terus meningkat.
Menurut Suratman, selama Januari-September 2010 jumlah ekspor pinang Sumut yang dikapalkan melalui dermaga internasional BICT sebanyak 85.009 ton. Sementara periode serupa 2009 sebanyak 104.845 ton atau turun sekitar 19%.
Padahal, kata Suratman, sebelumnya ekspor pinang Sumut melalui BICT terus naik meski kenaikannya relatif kecil. Selama Januari-September 2007, ujar Suratman, ekspor pinang Sumut tercatat 101.547 ton atau naik sekitar 2,75% dibanding periode serupa 2008 yang jumlahnya 104.342 ton. Kemudian Januari - September 2009 kembali naik tipis menjadi 104.845 ton. “Meski kenaikannya kecil, tapi yang pasti selama periode itu ekspornya tetap naik,” imbuh Suratman.
Sebelumnya, Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdis Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitra Kurnia, mengatakan, setelah mengisukan pinang Sumut tidak baik untuk kesehatan, India ternyata mengenakan BM sangat tinggi untuk komoditas pinang.
Fitra mengemukakan, sebelum adanya peningkatan BM, pemerintah India mengisukan jika menggunakan pinang dari Indonesia termasuk Sumut akan mengakibatkan kanker gusi. Tapi isu itu pun tidak didengar oleh buyer dan masyarakat India sendiri. Mereka malah tetap memilih menggunakan pinang dari Indonesia karena kualitasnya lebih bagus.
Fitra mengatakan, oleh karena itu ekspor pinang yang tadinya ke India pun akhirnya dialihkan ke Pakistan. “Selain India dan Pakistan, permintaan biji pinang Sumut datang dari China, Bangladesh dan Thailand,” ujar Fitra.
Sumber:medanbisnisdaily.com

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates