Pages

November 16, 2010

Harga CPO Melambung Tinggi

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) saat ini mencapai rekor hingga menembus di atas 1.100 dolar AS per ton. Kenaikan harga yang menembus di atas ramalan harga tahun ini sebesar 800 dolar AS per ton itu dinilai akibat La Nina yang menekan produsen kelapa sawit.
"Ada masalah dengan supply and demand, pasar bergerak cepat," kata Bambang Aria Wisena, ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Jakarta, Senin (15/11).
Menurut Bambang, terdapat kegagalan panen di Ukraina dan Rusia, sehingga membuat produksi CPO turun. Di Indonesia, iklim yang buruk membuat target produksi meleset di bawah target, sehingga permintaan tinggi tidak didorong pasokan kelapa sawit yang bagus.

Saat ini, dia melanjutkan, kelapa sawit menjadi primadona investasi akibat orang mulai kehilangan kepercayaan kepada dolar Amerika Serikat. Apalagi, didorong harga CPO yang melambung tinggi, sedangkan kebutuhan manusia terhadap minyak nabati terus meningkat.
"Kebutuhan dunia mencapai 160 juta ton per tahun minyak nabati, 30 persen di antaranya dipenuhi CPO," ujar Bambang. Dia berharap, melambungnya harga CPO tersebut diharapkan dapat kembali normal seperti harga yang diprediksi sebelumnnya, yaitu US$800 per ton. Jika harga CPO terlalu tinggi, tentunya akan membebani masyarakat dengan mahalnya produk CPO yang ada di pasaran seperti minyak goreng.
Tingginya harga juga membuat banyak industri pengolah CPO melakukan penimbunan, karena ketakutan akan harga yang meningkat. Hal ini tentunya mendorong perusahaan pengolah CPO melakukan spekulasi dan menyebabkan harga semakin tinggi.
"Biasanya, mereka menyimpan basis produksi selama tiga bulan ke depan untuk mengantisipasi melonjaknya harga CPO. Idealnya harga US$800 per ton, karena kalau mahal kasihan juga masyarakat, harga minyak goreng jadi tinggi," katanya.
Sementara itu, pengusaha kelapa sawit mendesak pemerintah agar menggunakan mata uang rupiah untuk harga patokan ekspor (HPE) kelapa sawit Indonesia. Selama ini, transaksi harga masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat.
Sumber:tribun-medan.com

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates