Pages

October 28, 2009

Produksi Minyak Sumut 3.000 Barrel

Meski sejarah perminyakan di tanah air dimulai di Sumatera Utara, namun produksi minyak di provinsi ini sekarang paling banyak mencapai 3.000 barrel per hari. Meski ada dua ladang minyak baru yang tengah dieksplorasi, namun cadangan minyaknya masih belum diketahui secara pasti.

Sejarah perminyakan di tanah air dimulai tahun 1885 saat pemerintah Kolonial Hindia Belanda menemukan ladang minyak di daerah Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat. Setelah itu beberapa sumur baru ditemukan di sekitarnya.

"Memang sumur-sumut tersebut masih berproduksi, tetapi jumlahnya sudah jauh berkurang. Saat ini blok-blok yang masih menghasilkan hanya tersebar di tiga kabupaten, Langkat, Binjai dan Deli Serdang. Paling banyak produksi minyak dari Sumut saat ini mencapai 3.000 barrel per hari," ujar Pelaksa Bidang Migas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumut Sumintarto di Medan, Selasa (27/10).

Menurut dia, cerita Sumut sebagai daerah penghasil minyak kini tinggal kenangan. Dengan produksi sebesar itu, Sumut hanya menerima dana bagi hasil migas dari pemerintah pusat setiap tahunnya sebesar Rp 1,5 miliar. "Jumlah itu sudah termasuk dana bagi hasil untuk gas, jadi bukan hanya minyak saja," kata Sumintarto.

Namun ada harapan produksi minyak di Sumut kembali bertambah, mengingat terdapat dua blok yang tengah dieksplorasi dua perusahaan perminyakan nasional, yakni Blok Kisaran oleh Pacific Oil and Gas serta Blok Padang Lawas oleh PT Mosesa Petroleum. "Kedua perusahaan ini baru pada tahap eksplorasi," ujar Sumintarto.

Dia mengatakan, untuk Blok Kisaran, Pacific Oil and Gas telah melakukan pengeboran sumur pertama dan saat ini tengah menunggu persetujuan BP Migas untuk melakukan pengeboran sumur kedua. "Rencana pengeboran sumur kedua ini masih dalam tahap pembicaraan dengan BP Migas, termasuk pembicaraan soal biaya dan recovery-nya. Dari sumur pertama diketahui bisa menghasilkan sekitar 100 barrel per hari," katanya.

Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Blok Kisaran. PT Mosesa lanjut Sumintarto baru akan melakukan pengeboran sumur ketiga. "Sumur kedua dulu pernah dibor oleh pemilik konsesi yang lama (Chevron) tetapi ternyata tidak menghasilkan jadi tak dilanjutkan," katanya.

Menurut Sumintarto, dua blok minyak ini masih belum bisa diketahui secara pasti berapa cadangan minyaknya. Cadangan minyak di kedua blok tersebut baru bisa diketahui kalau sudah tiga sumur dibor. "Kami pun sekarang masih belum bisa memperkirakan berapa produksi yang bisa dihasilkan Sumut jika kedua blok ini sudah dieksploitasi," katanya.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates