Pages

October 18, 2009

Permintaan CPO Diprediksi Naik 10 Persen

Para eksportir memprediksi, permintaan CPO bisa meningkat 10 persen. Selain permintaan meningkat, harga CPO juga bisa bergerak naik. Hal ini seiring datangnya musim dingin yang akan melanda negara-negara di dunia terutama Eropa diprediksi akan mendongkrak ekspor minyak mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia.

“Kami cuma bisa berharap musim dingin nanti, harga CPO bisa bagus dan permintaan juga bisa meningkat,” kata Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapkindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, kepada wartawan koran ini kemarin Jumat (9/10) lalu di Medan. Menurut Laksamana, selama krisis keuangan berlangsung dan juga diterapkannya Bea Keluar (BK) pada April lalu, permintaan ekspor CPO dan harganya melemah.

Berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA) periode Agustus 2009, ekspor CPO asal Sumut turun sebesar 39,59 persen jika dibanding pada periode sama setahun lalu. Volume ekspor pada Agustus 2009 tercatat 355,450,744 kg dan nilainya 218,399,385 dolar. Pada periode sama setahun lalu volume ekspor CPO beserta fraksinya berada di level 373,710,755 kg dan nilainya 361,534,136 dolar.

Komoditas ini diekspor ke beberapa negara tujuan seperti India, Mesir, China, Malaysia, Belanda, dan Singapura pada Agustus 2009. Negara tujuan ekspor inipun mengalami penurunan. Misalnya saja, pada Agustus 2009 tidak ada terjadi permintaan dari negara Pakistan, Ukraina dan Rusia.

Di tempat terpisah Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdis Perdagangan Luar Negeri (PLN), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitra Kurnia mengatakan, BK yang diterapkan pemerintah bukan untuk membuat ekspor CPO dari Sumut menjadi anjlok. Tapi untuk menjaga stabilitas harga dan juga pasokan di dalam negeri. “BK hanya diterapkan jika harga CPO sudah di atas ketentuan. Sejak Agustus hingga bulan ini, tidak ada BK karena harga CPO berdasarkan Rotterdam di bawah 700 dolar per ton,” katanya.

Sementara pengamat perdagangan luar negeri Suhariel Latif mengatakan, sebelumnya ada isu harga CPO akan terdongkrak naik akibat adanya isu pasokan kedelai di beberapa negara produsen menipis. Tapi menurutnya, isu itu ternyata tidak bisa membuat harga CPO turut bergerak naik. Dia memprediksi pada Desember nanti, permintaan CPO baru akan bergerak naik. Soalnya di beberapa negara tujuan ekspor Sumut akan terjadi musim dingin.

Pada saat musim dingin, sambungnya, permintaan CPO diperkirakan akan naik hingga 10 persen. Selain permintaan, harga juga diprediksi akan bergerak naik. “Diprediksi harga di atas 700 dolar per metrik ton.

Sumber:http://www.hariansumutpos.com/

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates