Pages

September 19, 2009

Ramadhan Fair VI dinilai negatif

Pelaksanaan Ramadhan Fair ke VI tahun ini, banyak menyisakan kesan negatif. Arena Ramadhan Fair tampak kumuh akibat banyaknya tenda-tenda liar berdiri dan para pedagang kaki lima juga bebas menggelar lapak di dengah jalan untuk berjualan.
Pantauan Waspada, arena Ramadhan Fair sepanjang pelaksanaannya, hampir sama dengan lokasi pusat pasar tradisional Kota Medan. Sehingga, nilai-nilai religiusnya sudah hilang karena para pedagang seenaknya saja berjualan tanpa memikirkan dampak jelek terhadap Ramadhan Fair.
Yang lebih ironis, di lokasi Ramadhan Fair bukan saja sebagai tempat berjualan pakaian maupun yang lainnya, namun pedagang hewan seperti kelinci juga masuk ke arena tersebut tanpa ada tindakan dari pihak panitia Ramadhan Fair yakni seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.
“Ramadhan Fair tahun ini sama dengan pasar Sukarame. Pedagang yang berjualan bukan saja menjual pakaian muslim, namun hewan kelinci juga ada dijual di dalam. Sangat menyedihkan kenapa pihak panitia khususnya Dinas Kebudayaan dan  Pariwisata tidak menertibkannya,” ucap Mahfudi seorang pengunjung.
Menurutnya, dalam hal tersebut pihak panitia sangat lemah dalam melakukan pengawasan. Sejak awal dibuka Ramadhan Fair sudah dipersoalkan masalah tenda-tenda liar maupun pedagang kaki lima. Tapi, nyatanya sampai Ramadhan Fair ditutup tindakan dari Pemko Medan tidak ada, sehingga arena itu menjadi kumuh.
“Kita minta kepada Pj Walikota Rahudman Harahap agar dapat mengevaluasi kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang sebagai panitia dalam terselenggaranya Ramadhan Fair ke VI,” ucapnya.
Pj Walikota Medan, Rahudman Harahap ketika dikonfirmasi, tadi malam, mengatakan, pihaknya segera mengevaluasi kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan yang saat ini sebagai pihak panitia di Ramadhan Fair.
“Saya akan evaluasi kinerja Disbudpar yang juga sebagai panitia dalam penyelenggaraan Ramadhan Fair,” kata Rahudman..
Menurut Rahudman, program kegiatan Ramadhan Fair sudah bisa mengangkat nama baik Kota Medan yang sedang ditata menjadi kota metropolitan, madani dan religius. Selain itu, Ramadhan Fair juga dapat membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan tempat berdagang sehingga terbantu dari sisi perekonomian.
Kegiatan Ramadhan Fair, tambahnya, perlu adanya peningkatan, sehingga bisa menerobos dan mewujudkan ikon kota Medan khususnya untuk wisata kuliner di bulan suci Ramadhan.
Sedangkan, ketua sementara DPRD Medan, Denni Ilham Panggabean mengatakan, pelaksanaan Ramadhan Fair ke-VI merupakan ajang perekatan silaturahmi di antara warga Kota Medan. Untuk itulah, peliharalah kegiatan ini dengan menjadikan sebagai ajang syiar Islam.

Sumber:http://www.waspada.co.id/

Share This!


No comments:

Popular Posts

Total Pageviews

Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates