Negeri ini bakal diserbu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) asing. Meski saat ini pamornya masih belum berkilau, namun bukan tidak mungkin, di masa mendatang keberadaannya bakal mengancam SPBU milik PT Pertamina.
Di Kota Medan, sejumlah SPBU asing secara perlahan menarik simpati masyarakat melalui beragam layanan. Di SPBU Singapura kawasan Jalan Brigjen Katamso Medan, misalnya, konsumen bakal tidak perlu repot untuk masuk atau pun keluar dari SPBU karena petugas keamanannya siap membantu mengatur arus lalu lintas di sekitar tempat itu. Begitu juga di kawasan ring road yang berdekatan dengan kompleks perumahan Taman Setia Budi (Tasbi) Medan, pengelolanya melengkapi fasilitas SPBU dengan mini market dan tempat nongkrong keluarga. Tak ketinggalan SPBU di kawasan bundaran Bandara Polonia Medan yang memiliki areal teramat lega.
Nyaris tidak ditemukan wajah kusut para operator SPBU milik asing ini, baik saat melayani kendaraan roda empat, maupun roda dua. Berbeda pelayanan yang diterima konsumen saat mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU milik PT Pertamina. Meski telah menyandang predikat Pasti Pas!, namun tidak jarang para pengendara sepedamotor harus menghadapi muka cemberut dari oknum petugas operator yang bertugas di SPBU Pertamina.
"Kalau di bagian kendaraan roda empat, operator nampak santun dan ramah, tapi tidak di bagian sepedamotor," ungkap Andy, pengemudi mobil BK 99 FA, usai mengisi bensin di SPBU milik PT Pertamina di kawasan Medan Baru, pekan lalu.
Diakui, pelayanan berbeda ditemukannya saat mengisi bahan bakar di SPBU milik asing. Menurutnya, petugas operator tetap berlaku ramah kepada setiap pengendara sepedamotor atau pun mobil yang hendak mengisi BBM. Kondisi itu mendorong Andy memanfaatkan SPBU asing untuk keperluan BBM nya. "Kalau kepepet, baru saya mengisi di SPBU milik Pertamina," tegasnya.
Wajar bila Direktur Eksekutif Refor-Miner Institute, Pri Agung Rakhmanto, memperkirakan, SPBU asing bakal menguasai pasar bisnis ritel BBM jika subsidi BBM dicabut pemerintah. "Kalau nanti sudah tidak ada lagi subsidi BBM, maka SPBU asing bisa menguasai pasar," tulisnya melalui pesan singkat, akhir pekan lalu.
Guna mengantisipasi merebaknya SPBU asing di negeri ini, Pri menyarankan pemerintah membuat aturan khusus untuk mengatur perusahaan-perusahaan asing yang sudah mulai masuk ke bisnis ritel BBM. "Paling tidak Peraturan Menteri (Permen), mestinya sih akan lebih kuat kalau diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) hilir," tukasnya.
Pri menyatakan, pemerintah harus mulai mengatur harga BBM non subsidi, seklaigus memiliki batasan range harga jual BBM non subsidi tersebut dan pemerintah diperbolehkan intervensi pada kondisi-kondisi tertentu. "Jadi penentuan harga tidak boleh begitu saja dilepas ke pasar seperti sekarang ini," tuturnya.
Source : http://www.harian-global.com
No comments:
Post a Comment