Eksportir crude palm oil (CPO) di Sumatera Utara (Sumut) masih hati-hati melakukan transaksi, meski harga jual komoditas itu menguat sampai US$800 per metrik ton pada posisi tanggal 15 Mei untuk pengapalan Juni 2009.
"Sulit memprediksi pergerakan harga, karena kenaikan harga jual di pasar internasional bukan disebabkan faktor fundamental dengan menguatnya permintaan," kata pengusaha sawit Timbas Prasad Ginting di Medan, Senin (18/5).
Permintaan atas CPO bahkan cenderung menurun, khususnya dari Eropa, dengan dalih krisis global masih melanda industri hilir CPO.
"Kenaikan harga diduga hanya karena produksi minyak nabati lainnya seperti kedelai sedikit menurun. Jadi, kenaikan harga CPO tidak mendasar," kata Timbas yang juga Sekretaris I Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut itu.
Harga CPO di Rotterdam tren menaik mulai 4 Mei 2009. Untuk pengapalan Juni 2009, harga di Rotterdam ditutup pada US$825 per metrik ton dan mencapai tertinggi pada 12 dan 13 Mei sebesar US$830 per metrik ton.
Kenaikan harga di Rotterdam itu juga ikut mendongkrak harga CPO di pasar lokal.
Pada 15 Mei, harga tender CPO di Jakarta ditutup Rp8.670 per kg (termasuk PPN 10 persen) atau tertekan sedikit dari harga 4 Mei 2009 yang sempat menembus Rp8.978 per kg.
"Pengusaha semakin khawatir karena pemerintah akan memberlakukan BK (Bea Keluaran), karena harga jual masih sangat besar untuk berfluktuasi dan di tengah masih lesunya permintaan," katanya.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com
No comments:
Post a Comment