Kejayaan sayur mayur produksi Sumatera Utara (Sumut) sepertinya mulai redup. Pasalnya, selain mendatangkan benih dari luar negeri, ekspor komoditas yang sebelumnya menjadi andalan Sumut itu pun turun dengan persentase yang signifikan. Bahkan di tahun 2007 jumlah ekspornya anjlok sangat fantastis yakni mencapai 952% lebih dibanding tahun 2006.
Data dikutip MedanBisnis dari Pelindo I Cabang Belawan dan Pelindo I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, hingga Juli 2008 volume ekspor sayur mayur Sumut yang dikapalkan melalui Pelabuhan Belawan dan Terminal Peti Kemas Gabion Belawan tercatat sebanyak 13.080 ton atau turun sekitar 28% dibanding periode serupa 2007 yang berjumlah 16.751 ton.
Ironisnya, selama tahun 2007 jumlah sayur mayur Sumut yang diekspor ke mancanegara tercatat sebanyak 33.053 ton. Padahal di tahun 2006 jumlahnya mencapai 344.770 ton. Dengan begitu, volume ekspor sayur mayur Sumut melalui kedua pelabuhan yang dikelola Pelindo I yang membawahi 26 Pelabuhan di Propinsi Sumut, NAD, Riau dan Kepulauan Riau itu mengalami penurunan yang sangat fantastis yakni mencapai 952.15%.
Sekedar diketahui, pada tahun 1980-an sayur mayur produksi Tanah Karo pernah berjaya di pasar Malaysia dan terminal pemasaran Singapura. Waktu itu kemasan komoditas andalan Sumut itu masih dilakukan dengan keranjang terbuka.
Setiap Minggu dua kapal PT Deli Maju yakni KM Brastagi dan KM Kalimantan secara rutin mengangkat ribuan ton sayur mayur asal Sumut dari dermaga 101-102 Pelabuhan Belawan menuju terminal pemasaran Singapura.
Sementara sejumlah kapal kayu dari dermaga Gudang Merah Pelabuhan Belawan juga rutin mengangkut ribuan ton sayur mayur dengan tujuan Penang dan Port Klang Malaysia.
Kini kejayaan itu tinggal kenangan. Jangankan untuk ekspor, benihnya sajapun sudah harus didatangkan dari luar negeri. Pasalnya, petani sulit untuk mendapatkan benih berkualitas sehingga mereka memilih impor agar memperoleh keuntungan
Sumber : MedanBisnis, Senin, 1 September 2008
No comments:
Post a Comment