Malaysia menguasai sepertiga lahan kelapa sawit di Indonesia, padahal produksi minyak kelapa sawit (CPO) sedang mencapai puncaknya dengan angka 17 juta ton. Maka jangan heran jika investasi untuk industri turunan CPO masih rendah karena produsen lebih memilih produknya diekspor ketimbang dimanfaatkan di dalam negeri.
Menurut data resmi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari 5,15 juta hektar lahan CPO di Indonesia pada tahun 2007, sekitar 1,8 juta hektar telah berpindah tangan menjadi miliki pengusaha Malaysia.
“Dikuasai Malaysia artiya dipakai seperti tangki balance, CPO Indonesia diekspor ke Rotterdam untuk diproses oleh Malaysia. Itu tidak salah, tapi ke depan kita buat kebijakan di mana mereka harus memproses komoditas tersebut menjadi bernilai tambah” ungkap Muhammad Lufti (Kepala BKPM).
Untuk itu, pemerintah akan membuat kebijakan pengembangan industri turunan crude palm oil (CPO). Hal ini disebabkan selama ini hasil CPO Indonesia lebih banyak diekspor ketimbang dimanfaatkan di dalam negeri. Sehingga investasi di bidang pengolahan CPO masih sangat sedikit dan kurang menghasilkan nilai tambah.
Jika membicarakan insentif industri pengolahan CPO, maka
No comments:
Post a Comment