Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menegaskan bahwa meski ada 4 importir utama kedelai, siapapun bisa boleh mengimpor kedelai, hal ini juga sekaligus untuk membantah bahwa ada kelompok kartel dalam industri kedelai. Di sela-sela sidak ke lokasi pengolahan tahu dan
Selama ini ada empat importir utama kedelai yaitu Cargill, Teluk Intan, Liong Seng dan Gunung Sewu, mengimpor kedelai butuh biaya besar agar kegiatan impor itu bisa ekonomis. Menurut Mari Pangestu, ke-empat importir ini memang melakukan impor, tapi yang lain juga bisa. Tapi unutk jenis pasar kedelai, minimum impor untuk ekonomis minimal lotnya 50.000 ton, perlu modal besar, tapi terbuka. Yang sudah melakukan impor 3-6, kebetulan sekarang yang punya stok yang empat itu. Selain ke-empat importir itu, Perum Bulog juga melakukan impor kedelai karena institusi ini berperan sebagai penyeimbang stok nasional sekaligus price reference (pembanding harga).
Bea Masuk kedelai bersifat fluktuatif mengikuti perkembangan harga, sehingga pemerintah akan kembali menaikkan bea masuk begitu harga kedelai di pasaran turun. Bea masuk merupakan instrument yang biasa digunakan pemerintah menghadapi kenaikan harga di luar. Kalau harga dunianya turun, maka bea masuk akan dinaikkan. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjaga harga di tingkatan konsumen dan petani. Agar harga menarik bagi petani namun tidak memberatkan konsumen.
Mengenai kebebasan Bulog mengimpor pun ternyata tidak sebatas karena masalah stok. Tapi juga meluas sebagai pembanding harga bagi importir yang lain. Jadi, meskipun stok aman, Bulog dimungkinkan untuk tetap mengimpor untuk memberikan harga pembanding. Kalau ada kekuatiran bahwa impor hanya dilakukan oleh empat importir, Bulog bisa menjadi price reference. Jadi Bulog bisa menjadi penyeimbang dari segi stok dan bisa sebagai price reference.
No comments:
Post a Comment